Teripang, yang juga dikenal sebagai timun laut atau gamat, adalah hewan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Di Tual, Maluku Tenggara, teripang menjadi sumber penghasilan penting bagi masyarakat setempat. Warga Tual telah lama memanfaatkan teripang sebagai sumber makanan dan obat-obatan.
Awalnya mereka hanya menangkap teripang langsung dari lautan, yang mana tidak selalu berhasil karena tergantung dari cuaca. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, permintaan teripang di pasar internasional meningkat pesat. Hal ini mendorong warga Tual untuk meningkatkan produksi teripang mereka.
Salah satu cara yang dilakukan warga Tual untuk meningkatkan produksi teripang adalah dengan budidaya. Budidaya teripang dilakukan dengan cara menumbuhkan teripang di kolam atau tambak. Kolam atau tambak ini biasanya dibuat di pesisir pantai. Dan hingga saat ini sudah terdapat 9 kelompok budidaya teripang yang telah dibentuk.
Pemerintah Indonesia juga membantu warga Tual dalam upaya mereka untuk meningkatkan produksi teripang. Pemerintah menyediakan fasilitas penetasan dan bantuan teknis kepada para pembudidaya teripang. Bantuan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi teripang di Tual.
Selain ikut dalam kelompok budidaya, sejumlah rumah di Kawasan pesisir dan muara juga melakukan pengembangan secara mandiri. Biasanya, teripang bisa dikonsumsi sendiri atau dijual dalam bentuk kering kepada pengepul. Tekstur kering ini bisa didapatkan melalui metode pengasapan. Untuk harganya, teripang berkualitas paling baik bisa dijual dengan harga Rp1,3-1,8 juta per kilogram.
Budidaya teripang memiliki banyak manfaat bagi masyarakat Tual. Selain meningkatkan pendapatan, budidaya teripang juga dapat membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Info ini dipersembahkan oleh Maduga. Maduga terbuat dari madu dengan gamat emas yang mampu menjaga kesehatan dan kekuatan sendi Anda, terutama sendi lutut.